Pengasaman laut

Selasa 13 Desember 2016

Secara historis, lautan telah menyerap sekitar seperempat dari semua CO2 yang dilepaskan ke atmosfer oleh manusia sejak dimulainya revolusi industri, menghasilkan peningkatan 26 persen keasaman lautan, menurut laporan 2013 untuk pembuat kebijakan oleh International Geosphere -Biosphere Programme (IGBP).

Pemanasan global dan pengasaman lautan akan membahayakan akresi karbonat, dengan karang menjadi semakin langka pada sistem terumbu. Pengurangan terumbu ini akan menghasilkan komunitas terumbu yang kurang beragam dan struktur terumbu yang gagal dipertahankan. Perubahan iklim juga memperburuk tekanan lokal dari menurunnya kualitas air dan eksploitasi berlebihan spesies-spesies kunci, yang semakin mendorong terumbu menuju titik kritis bagi keruntuhan fungsional. Masa depan terumbu karang diprediksi semakin serius, dengan konsekuensi bagi perikanan terkait karang, pariwisata, perlindungan pantai, dan manusia.

Lautan menyerap karbon dioksida (CO2) dari atmosfer dan diperkirakan telah menyerap sekitar setengah kelebihan CO2 yang dilepaskan oleh aktivitas manusia dalam 200 tahun terakhir. Sekitar setengah dari CO2 antropogenik ini (karbon dioksida di atmosfer dihasilkan dari aktivitas manusia, seperti pembakaran bahan bakar fosil, daripada proses alami.

Re-Pal sadar akan efek berbahaya yang dimiliki umat manusia terhadap keasaman lautan dan lingkungan pada umumnya. Dengan memanfaatkan bahan limbah 100 persen, yang kalau tidak akan menghasilkan CO2, kami meniadakan kebutuhan untuk produksi bahan perawan. Desain sarang kami berarti lebih sedikit emisi selama transportasi. Daya tahan dan sifat palet kami yang dapat digunakan kembali menghemat deforestasi dan limbah dari berakhir sebagai tempat pembuangan sampah atau dibuang di laut.

Meskipun kimia pengasaman laut dipahami dengan baik, pengaruhnya terhadap kehidupan laut kurang dikenal karena prosesnya baru dikenal kurang dari satu dekade. Bahkan peningkatan keasaman laut yang relatif kecil menurunkan kapasitas karang untuk membangun kerangka, yang pada gilirannya menurunkan kapasitas mereka untuk menciptakan habitat bagi kehidupan laut Karang.

Pejabat Indonesia telah memperingatkan bahwa Indonesia bisa kehilangan 40 persen dari pekerjaan penangkapan ikannya, dan melihat ketahanan pangannya melemah sebagai akibat langsung dari pengasaman laut. Ini adalah salah satu dari banyak alasan Re-Pal bersemangat dan berdedikasi untuk menemukan solusi berkelanjutan untuk masa depan lautan kita dan lingkungan yang lebih luas.

2019-05-12T14:50:31+00:00Mei 12th, 2019|Berita|
SUBSCRIBE TO OUR NEWSLETTER

Stay up to date with all Re>Pal news and events by signing up to our monthly newsletter.

SUBSCRIBE TO OUR NEWSLETTER

Stay up to date with all Re>Pal news and events by signing up to our monthly newsletter.